Cara
Penentuan Kadar Besi (Fe) Secara Gravimetri
Contoh analisis secara gravimetric yaitu penentuan kadar besi sebagai feri trioksida secara gravimetri. Sebelum melarutkan ferri amonium sulfat dengan aquades, krus porselin dipijarkan terlebih dahulu dalam tanur selama 2 jam dengan suhu 600ᵒC dan tegangan 60 volt.Kemudian 0,8 Hgram ferri amonium sulfat dilarutkan dalam 50 ml aquades dan menghasilkan warna yang agak kuning.Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan dengan larutan HCl ( 1:1 ) sebanyak 10 ml dan larutan berubah menjadi bening. Setelah ditambahkan dengan 3 ml HNO3 pekat larutan tersebut tidak mengalami perubahan warna,kemudian larutan tersebut dipanaskan hingga berwarna kuning.Penambahan HNO3 bertujuan untuk mengoksidasi Fe2+ yang terkandung dalam larutan menjadi Fe3+.Adapun tujuan dari pemanasan yaitu untuk menguapkan air dan untuk memperbesar konsentrasi kelarutan sehingga tampak perubahan warna larutan dari agak kuning menjadi warna kuning yang lebih pekat.
Larutan yang sudah dipanaskan tadi kemudian diencerkan hingga 100 ml aquades,dimana setelah diencerkan kembali dipanaskan hingga mendidih.Saat larutan mendidih ditambahkan amonia (1:1) sedikit demi sedikit hingga terbentuk endapan. Apabila ada endapan yang terbentuk krus porselin tetap terus dipijarkan kemudian endapan yang terbentuk tersebut merupakan endapan Fe(OH)3 yang dihasilkan dari reaksi :
Fe3+ + 3NO-3 +NH3 + H2O → Fe(OH )3↓+ NH4+ + 3NO3-
Dari larutan tercium bau yang menyengat yang berasal dari amonia tersebut.
Setelah terbentuk endapan pada larutan,larutan tersebut didinginkan dan disaring menggunakan kertas saring bebas abu. Pada saat penyaringan dengan kertas saring,larutan didiamkan beberapa saat agar Fe(OH )3 dapat mengendap dengan sempurna. Setelah endapan sudah didapatkan pada kertas saring.Endapan tersebut dicuci dengan menggunakan amonium nitrat agar oleendapan tesebut dicuci menggunakan amonbium nitrat agar endapan dapat terbebas dari klorida dan untuk mencegah terjadinya peptisasi. Kemudian endapan Fe(OH )3 terhidrasi dengan persamaan reaksi:
Fe(OH)3(S) + NH4+ + 3NO3- → Fe2O3 . X H2O
Kemudian endapan Fe2O3 . X H2O tersebut harus dipanaskan dengan tanur ( T = 600 atau > 600 ) untuk mendapatkan Fe2O3 krus porselin yang dipijarkan dikeluarkan kemudian dimasukkan endapan Fe2O3.X H2O yang telah didapat pada kertas saring dimana massa kruss sudah diketahui yakni diumpamakan 30,20 gram kemudian kruss dan endapan kembali dipijarkan dalam tanur sehinnga didapat endapan Fe2O3 karena telah melepas H2O dengan persamaan reaksi :
Fe2O3.XH2O → Fe2O3 + XH2O
Endapan Fe2O3 yang di dapat secara praktikum ini selanjutnya digunarkan untuk menentukan kadar Fe dalam sampel dengan menggunakan perhitungan:
Diketahui :
Berat endapan + krus = 30,50 gram
Berat krus kosong = 30,20 gram
Berat endapan (Fe2O3) = (Berat
endapan + krus) – (Berat krus kosong)
= 30,50 – 30,20
= 0,30 gram
Berat sampel = 0,8 gram
Ditanya:
% Fe dalam sampeL
Penyelesaian
Menentukan gram Fe
Gram Fe = Berat endapan Fe2O3 x
Faktor Gravimetri
= Berat endapan Fe
= 0,30 x 112/160
= 0,21 gram
% Fe dalam sampel=
X100%
=
x 100%
= 26,25%
Untuk membandingkan hasil dari
percobaan maka diperlukan pula perhitungan secara teoritis sebagai berikut:
Sampel : FeSO4 ( NH4 )SO4
. 6 H2O
gr Fe2O3 =
x gr sampel
=
x 0,8
=0,1633 gram
gr Fe Sebenarnya
gr Fe =
x gr Fe2O3
=
x 0,1633 = 0,11431 gram
Apabila
terjadi perbedaan hasil perhitungan antara teori dengan praktikum maka dapat
dicari kesalahan relative sebagai berikut:
Kesalahan Relatif =
x 100 %
P : berat Fe pengukuran
S : berat Fe sebenarnya
Kesalahan Relatif
x 100 %
=
x 100%
= 83,71 %
0 komentar:
Posting Komentar