Nama: Novita
Sari Fasihah
NPM : 1313023060
Prodi :
Pendidikan Kimia (B)
TUGAS DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
KIMIA ANLISIS VOLUMETRI
1. Jelaskan
reaksi-reaksi kimia yang dapat digunakan sebagai dasar analisis titrimetri !
2. Jelaskan
syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu reaksi dapat digunakan dalam suatu
titrasi!
3. Mengapa NaOH
pada saat akan digunakan dalam titrasi harus distandarisasi terlebih
dahulu?jelaskan !
Jawab:
1.
Reaksi-reaksi yang dapat digunakan sebagai dasar
analisis titrimetri yaitu:
Ø Reaksi asam-basa (reaksi netralisasi)
Jika larutan bakunya adalah larutan
basa, maka zat yang akan ditentukan haruslah bersifat asam dan sebaliknya.
Berdasarkan sifat larutan bakunya,
titrasi dibagi atas :
1. Asidimetri adalah titrasi penetralan yang
menggunakan larutan baku asam.
Contoh : HCl, H2SO4
2. Alkalimetri adalah titrasi penetralan
yang menggunakan larutan baku basa.
Contoh : NaOH, KOH
Ø Reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
Yang terjadi adalah reaksi antara
senyawa/ ion yang bersifat sebagai oksidator dengan senyawa/ ion yang bersifat
sebagai reduktor dan sebaliknya.
Berdasarkan larutan bakunya, titrasi
dibagi atas :
1. Oksidimetri adalah metode titrasi
redoks yang dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai oksidator.
Yang termasuk titrasi oksidimetri
adalah :
· Permanganometri, larutan bakunya : KMnO4
· Dikromatometri, larutan bakunya : K2Cr2O7
· Serimetri, larutan bakunya : Ce(SO4)2,
Ce(NH4)2SO4
· Iodimetri, larutan bakunya : I2
2. Reduksimetri adalah titrasi redoks
dimana larutan baku yang digunakan bersifat sebagai reduktor.
Yang termasuk titrasi reduksimetri
adalah :
Iodometri, larutan bakunya : Na2S2O3
. 5H2O
Ø Reaksi Pengendapan (presipitasi)
Yang terjadi adalah reaksi
penggabungan ion yang menghasilkan endapan/ senyawa yang praktis tidak
terionisasi.
Yang termasuk titrasi pengendapan
adalah :
1. Argentometri, larutan bakunya : AgNO3
2. Merkurimetri, larutan bakunya : Hg(NO3)2/
logam raksa itu sendiri
Ø Reaksi pembentukan kompleks
Titrasi kompleksometri digunakan untuk
menetapkan kadar ion-ion alkali dan alkali tanah/ ion-ion logam. Larutan
bakunya : EDTA
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
untuk dapat dilakukan analisis volumetrik adalah sebagai berikut :
a. Reaksinya harus berlangsung sangat
cepat.
b. Reaksinya harus sederhana serta dapat
dinyatakan dengan persamaan reaksi yang kuantitatif/stokiometrik.
c. Harus ada perubahan yang terlihat pada
saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia maupun secara fisika.
d. Harus ada indikator jika reaksi tidak
menunjukkan perubahan kimia atau fisika. Indikator potensiometrik dapat pula
digunakan.
3. NaOH perlu
distandarisasi karena dalam proses analisis volumetri terdapat metode
alkalimetri. Alkalimetri adalah titrasi yang menggunakan basa sebagai titran. Basa
yang sering dipakai dalam analisis alkalimetri adalah NaOH. Larutan baku primer
yang sering digunakan untuk standardisasi NaOH adalah larutan asam oksalat.
NaOH perlu distandardisasi karena senyawa ini bersifat higroskopis sehingga
mudah mengikat air dan bereaksi dengan CO2 di udara
Larutan baku primer adalah H2C2O4.
2H2O (asam oksalat) adalah zat padat , halus, putih, larut
baik dalam air. Asam oksalat adalah asam divalent dan pada titrasinya selalu
sampai terbentuk garam normalnya. .berat ekivalen asam oksalat adalah 63.
Larutan baku sekunder adalah larutan baku yang konsentrasinya harus ditentukan
dengan cara titrasi terhadap larutan baku primer.
Larutan NaOH tergolong dalam larutan baku sekunder yang
bersifat basa. Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik,
adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin
yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida murni berbentuk
putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan
jenuh 50%. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbondioksida
dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika
dilarutkan. NaOH juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH
dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. NaOH tidak larut
dalam dietil eter dan pelarut non polar lainnya.
Pembuata larutan standar dari zat yang berbentuk cair
sering disebut cara pengenceran, yaitu dari zat cair yang lebih pekat menjadi
lebih cair.cara ini dapat dilakukukan pada cairan yang telah diketahui
normalitasnya. Apabila suatu larutan standar dibuat dari zat cair yang telah
diketahui normalitasnya, maka untuk menentukan banyaknya volume yang akan
diencerkan digunakan rumus :
V1 x N1 = V2 x N2
Tetapi
bila larutan tersebut dibuat baru suatu zat cair yang tidak/belum diketahui
normalitasnya, maka untuk menetukan banyaknya volume yang akan diencerkan
digunakan rumus :
Vx = N x V x BM
10 x n x K x L
dengan : Vx = volume
n = valensi
K = kadar
L = density
N = normalitas larutan yang akan
dibuat
BM = berat molekul zat cair tersebut
V = volume zat cair yang akan dibuat
Standarisasi
larutan NaOH
Ø Dengan Asam Oksalat
(H2 C2 O4 . 2H2O)
0,2 – 1,25 gr asam
oksalat dimasukkan ke dalam elenmeyer 250 ml. Bilas dengan aquadest dan
larutkan sampai volume 50 ml. Tambah 2 atau 3 tetes indikator Phenol
Phtalein (PP). Titrasi dengan larutan NaOH dari buret sampai warna merah
muda
0 komentar:
Posting Komentar